Proses
Penghitungan Awal Bulan Qomariyah dengan Ephemeris
Proses perhitungan Awal bulan
Qomariah dengan menggunakan sistem Hisab Ephemeris, adalah sebagai berikut :
Contoh Perhitungan : Menghitung Awal Bulan Muharam 1437 H.
1. Memperkirakan ijtima’ awal bulan Muharam 1437
H, dengan menggunakan Perbandingan Tarikh. Sebagai berikut :
29 Dzulhijjah 1436 H
1436-1= 1435 (tahun Tam/yang sudah dilewati)
1435 / 30 daur = 47 daur
lebih 25 tahun
29 Dzulhijjah 1436 = 47 daur +
25 tahun + 11 bulan +
29 hari
47 daur = 47 x 10631 =
499657 hari
25 tahun = 25 x 354 + 9 (9 tahun
kabisat) = 8859 hari
11
bulan = ( 6 x 30 ) + ( 5 x 29 ) = 325 hari
29 hari
= 29
hari +
508870 hari
Selisih Hijriyah dan Masehi = 227016 hari +
735886 hari
Anggaran Gregrorius XIII
13 hari +
735899 hari
735899 /1461 = 503 daur + 1016 hari
503 daur x 4 = 2012 tahun
1016 hari /365 =
2 tahun + 286 hari
Jadi selama tanggal tersebut ada 2014 tahun tam (2012+2) lebih 9 bulan lebih 13 hari
Atau Tanggal 29 Dzulhijjah 1436 H = 13 Oktober 2015
735886 / 7 = 105126 sisa 4 = Selasa
735886 / 5 = 147177 sisa 1 = Kliwon
Ijtima’ akhir Dzulhijjah 1436 H atau awal bulan Muharam 1437
H terjadi pada hari :
Selasa Kliwon, tanggal 13 Oktober
2015 M.
2.
Mencari saat ijtima’ dengan data Ephemeris, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Mencari FIB. terkecil pada tanggal 13 Oktober 2015
(Apabila FIB terkecil jatuh pada jam 0 atau 1 atau 2 maka harus dicek nilai FIB
pada hari sebelumnya jika ada yang lebih kecil maka FIB tersebut yang dipakai)
b.Mencari ELM. dan ALB sesuai dengan jam FIB
terkecil
c. Mencari Sabak Matahari (SM), dan Sabak Bulan
(SB)
d. Mencari Saat Ijtima’ dengan rumus sebagai
berikut :
Ijtima’
= Jam FIB + (( ELM – ALB)/( SB
– SM)) + 7 Jam WIB
|
Keterangan
:
1. FIB =
Fraction Illuimination Bulan
2. ELM =
Ecliptic Longitude Matahari
3. ALB =
Apparent Longitude Bulan
ad. a) FIB
terkecil yaitu 0,00021 yang terjadi pada jam 00.00 GMT
tanggal 13 Oktober 2015
b) ELM
pada jam 00.00
GMT adalah 199° 20’ 31”
ALB
pada jam 00.00
GMT adalah 199° 16’ 52”
c)
SM = E.L.M jam 01.00 GMT
= 199° 22’ 60”
jam 00.00 GMT
= 199° 20’ 31”-
Sabak Matahari = 0° 02’ 29”
SB =
A.L.B. jam 01.00 GMT
= 199° 46’ 28”
Jam 00.00 GMT
= 199° 16’ 52”
Sabak Bulan =
0° 29’ 36”
d)
Jam 00j 00m 0d
+ ((199° 20’ 31”- 199° 16’ 52”)/( 0° 29’ 36”- 0°02’29”))+7j
Ijtima’ jam = 7 j 8 m 4.57
d WIB
Jadi : Ijtima
al-hilal awal bulan Muharram 1437 H. terjadi jam 07.8.4.57 WIB, tanggal 13 Oktober 2015.
3.
Mencari Posisi dan Situasi Hilal Awal Bulan Syawal 1424 H., dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
(1) Menetapkan markas hisab dan rukyat, serta
data astronominya.
(2) Mencari sudut waktu Matahari saat matahari
terbenam.
(3) Mencari Saat Matahari Terbenam.
(4) Mencari sudut waktu Bulan, saat Matahari
terbenam.
(5) Mencari ketinggian Hilal Mar’i saat Matahari terbenam.
(6) Mencari Mukuts Hilal.
(7) Mencari Azimut Matahari dan Bulan.
(8) Mencari Letak dan Keadaan Hilal.
Proses
Perhitungan
(1)
Menetapkan markas hisab dan
rukyat, serta data astronominya.
Markas hisab dan
rukyat Tanjung Kodok, Lamongan, dengan astronominya :
Lintang tempat ( Æ = phi ) =
- 6o 55’12.42” (LS)
Bujur tempat ( l = lamda ) = 112o
24’ 36.86” (BT)
Tinggi tempat ( h ) = 10
meter di atas air laut.
(2) Menetapkan sudut Matahari, saat Matahari terbenam, tanggal 24 November
2003, dengan langkah-langkah :
a)
Menetapkan data saat
matahari terbenam, yaitu :
Deklinasi (d’) matahari jam 11.00 GMT
= - 07o 34’ 00”
Equation of time (e) matahari jam 11 GMT = 00j 13m 34d
D’
(Dip) = 1.76 Ö 10 / 60
= 00° 5’ 33.94”
Refraksi (ref) untuk 0° = 00° 34’ 30”
Semi diameter ( s.d M) jam 00 GMT = 00° 16’ 01.59”
b)
Menetapkan tinggi matahari
saat terbenam (hM) dengan rumus :
hM = 0o
- S.dM -
Refr - Dip
|
hM = 0 o - 00° 16’ 01.59” - 00° 34’ 30” - 00° 5’ 33,94”
hM = -
0° 56’ 05.53”
c)
Mencari sudut waktu saat
matahari terbenam, dengan rumus :
Cos tM = - tan p x
tan dM +
sin hM / cos
p / cos dM
|
tM =
sudut waktu matahari
p = Lintang tempat
dM =
Deklinasi Matahari
hM =
Tinggi Matahari saat terbenam
Data : p = - 6o 55’ 12.42”
dM = - 07 o 34’ 00”
hM = - 0° 56’ 05.53”
Operasional
calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
fx 4000 P , 4500 P
dan 5000 P
|
Shift
Cos ( - tan - 6o 55’ 12.42” x tan - 07 o 34’ 00” + sin - 0° 56’ 05.53” / cos - 6o 55’ 12.42” /
cos - 07 o 34’ 00” ) exe shift
o ‘ ” 91o 52’ 26,52”
|
tM = 91o
52’ 26,52”
(3) Mencari Saat Matahari Terbenam, dengan
Rumus :
tM / 15
+ 12 -
e + K W D
|
91o 52’ 26,52” / 15
= 6 j 07 m 29,77d
Kulminasi = 12j 00m 00d +
18j 07m 29,77d
Eq. of time ( e ) = 00j 13m 34d -
L M T (Local Mean Time) = 17j 53m 55,77d
Waktu Daerah = (( 105°-112° 24’ 36.86” ) / 15 ) =
- 0j 29m 38.46d +
W I B = 17j 24m 17,31d
Koreksi bujur GMT = 7j 00m 00d -
Jam G M T = 10j 24m 17,31d
Jadi Matahari terbenam tgl 13 Oktober 2015 pada jam
17.24.17,31 WIB.
Atau jam 10.24.17,31 GMT
(4)
Menetapkan sudut waktu
Bulan, saat Matahari terbenam pada tanggal 13 Oktober
2015, dengan
langkah-langkah :
a) Mencari Asensio Rekta Matahari (ARM) pada saat ghurub:
Interpolasi : A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = ARM jam 10
GMT = 198o 13’ 54”
B = ARM jam 11
GMT = 198o 16’ 13”
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 0 o 24’ 17,31”
I =
Interval antara 10.00 dan 11.00
= 1
Maka hasil interpolasi adalah :
198o 13’ 54” - (198o 13’ 54”- 198o 16’ 13”) x 0 o 24’ 17,31” / 1
= 198o 14’ 50,2”
b)
Asensio Rekta Bulan (ARB) pada saat ghurub matahari:
Interpolasi
: A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = ARBjam 10 GMT
= 203o 12’ 55”
B = ARBjam 11 GMT
= 203o 40’ 42”
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 0 o 24’ 17,31”
I = Interval antara 10.00 dan 11.00 = 1
Maka hasil interpolasi adalah :
203o 12’ 55” - (203o 12’ 55” - 203o 40’ 42”) x 0 o
24’ 17,31” / 1
= 203o 24’ 9,82”
c)
Mencari Sudut Waktu Bulan (
tB) saat Matahari terbenam.
tB = ArM - ArB + tM |
tB = 198o 14’ 50,2” - 203o 24’ 9,82” + 91o 52’ 26,52”= 86o 43’ 6,9”
(5) Menetapkan Tinggi Hilal haqiqi (hB) dan Mar’i (hB’). dengan langkah-langkah :
a) Mencari deklinasi bulan (dB) pada ghurub mthari:
Interpolasi
: A
- ( A – B
) x C
/ I
|
A = dB Jam 10.00 GMT =
-07° 27’ 23”
B = dB Jam 11.00 GMT = - 07o 35’ 53”
C =
Menit yang belum diperhitungkan pada jam 10.00 = 00o 24’ 17,31”
I =
Interval antara 10.00 dan 11.00
= 1
Maka hasil interpolasi adalah
:
-07° 27’ 23”- (-07° 27’ 23” – - 07o 35’ 53”) x 0o 24’ 17,31”/ 1
= - 07o 30’ 49,45”
b)
Mencari tinggi hakiki bulan (hB). Rumus :
Sin hB = Sin p x Sin
dB +
Cos p x Cos dB x Cos tB
|
Data : p =
- 6o 55’ 12.42”
dB
= - 07o 30’ 49,45”
t B
= 86o 43’ 6,9”
Operasional calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
Fx 4000 P, 4500 P dan 5000 P
|
Shift
Sin ( sin - 6o
55’ 12.42”x sin - 07o 30’ 49,45” + cos - 6o 55’ 12.42” x cos - 07o 30’ 49,45” x cos 86o 43’ 6,9” ) exe
shift o ‘ ” 4o 8’ 2.63”
|
hB = 4o 8’ 2.63”
c)
Mencari tinggi hilal
mar’i ( lihat ) bulan (hB’), dengan rumus :
hB’ =
hB- Parallax
+ s.d.B +
Ref +
Dip
|
Parallax
= Hp (Horizontal parallax) X Cos
hB
= 0o 54’ 07” x
Cos 4o 8’ 2.63” =
0o 53’ 58,55”
hB (tinggi hakiki) = 4o 8’ 2.63”
Parallax = 0o 53’ 58,55” -
3° 14’ 4,08”
SdB (semi diameter bulan)
= 0° 14’ 44.71” +
3o 28’ 48,79”
Dip ( kerendahan ufuq ) = 0° 5’
33,94” +
hB’ ( tinggi hilal
mar’i ) = 3o 45’ 51,2”
4)
Menetapkan Mukuts (lama
hilal di atas ufuq), dengan rumus :
hB’/ 15 atau
hB’x 4 menit
|
Mukuts = 3o 45’ 51,2” / 15
= 15 menit 3,41 detik
5) Mencari Besarnya Cahaya
Besarnya cahaya hilal dapat dicari dengan melakukakan interpolasi FIB (fraction
illuminision bulan) saat matahari terbenam dikalikan (x) 100 % sbb:
Interpolasi
: A
- ( A - B
) x C
/ I
|
A = FIB
jam 10 GMT (table
tanggal 13 Okt 2015) =
0.00185
B = FIB jam 11
GMT = 0.00219
C = Menit yang belum diperhitungkan pada jam
10.00 = 00o 24’ 17,31”
I = Interval antara 10.00 dan 11.00 = 1
Maka hasil interpolasi adalah :
(0.00185 - (0.00185 – 0.00219) x 0o 24’17.31”/ 1) x 100 =
0.19 ( 19 %)
6) Menetapkan azimut ( AM )
Matahari dan Bulan (AB), dengan rumus :
Cotan AM = -
Sin p / tan tM + Cos p x tan dM /
Sin tM
|
1). Data Matahari :
p = -
6o 55’ 12.42”
dM = - 07o 34’ 00”
tM = 91o 52’ 26,52”
Pijat calculator secara berurutan :
Casio
Calculator
fx 4000 P , 4500 P , dan 5000 P
|
Shift
Tan ( - sin - 6o 55’ 12.42” / tan 91o 52’ 26.52” + cos
- 6o 55’ 12.42” x
tan - 07o 34’ 00” / sin 91o 52’ 26.52”) exe shift o
‘ ” - 7 o 44 ’ 16.96”
|
AM = - 7 o 44 ’ 16.96” (diukur dari
titik barat ke titik selatan)
2). Data Bulan: p = -
6o 55’ 12.42”
dB
= - 07o 30’ 49,45”
tB = 86o 43’ 6,9”
Pijat calculator secara berurutan :
Casio
Calculator fx 4000 P, 4500 P dan 5000
P
|
Shift
tan ( - sin - 6o 55’12.42” / tan 86o 43’ 6,9”+ cos - 6o 55’12.42” tan - 07o 30’ 49,45”/ sin 86o 43’ 6,9”) exe
shift o’ ”
- 7 o 4 ’ 56,23”
|
AB = - 7 o 4 ’ 56,23” (diukur dari
titik barat ke titik selatan)
7) Letak dan posisi hilal :
AM = - 7 o 44 ’ 16.96”
AB =
- 7 o 04 ’ 56,23”-
Selisih 0 o 39’ 20.73”
Letak dan posisi hilal
berada di belahan bumi selatan dan di atas matahari sedikit di sebelah selatan
matahari sejauh 0o 39’ 20.73” dengan keadaan miring ke selatan.
8)
Kesimpulan :
1. Ijtima al-hilal awal bulan Muharram 1437 H terjadi pada jam 07.8.4.57 WIB, Hari Senin Wage, 24 November 2003
2.
Matahari terbenam = 17.24.17,31 WIB.
3.
Tinggi hilal hakiki = 4o 8’ 2.63”
4.
Tinggi hilal mar’i = 3o 45’ 51,2”
5.
Lama hilal di atas
ufuq = 15 menit 3,41 detik
6.
Azimut matahari = -
7
o 44 ’ 16.96” (B-S)
7.
Azimut bulan = - 7o 04’ 56,23” (B-S)
8.
Letak dan posisi Hilal
berada di belahan bumi Selatan dan 0o 39’ 20.73” di sebelah
Selatan Matahari dengan keadaan miring
ke Selatan.
9.
Kesimpulan berdasarkan
Hisab, karena ketinggian hilal awal Muharram 1437 H mencapai 3o 45’ 51,2”, ketinggian
tersebut telah memenuhi had imkan ar-rukyah konteks Indonesia, maka 1 Muharram 1437 H. jatuh pada
hari Rabo Legi, 14 Oktober 2015 M.
Catatan : Bila azimut matahari atau hilal bernilai negatif, hal ini berarti bahwa
azimut tersebut dihitung dari titik selatan ke titik barat dan apabila azimut matahari atau hilal
bernilai positif, maka dihitung dari titik utara ke titik barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar