Kamis, 04 Desember 2014

Artikel keterkaitan Islam dengan Ilmu




Islam sangat berkaitan erat dengan ilmu. Sehingga muncullah statemen yang di uraikan oleh salah satu sahabat nabi muhammad Saw. ( umar bin khattab) “ Addinu ‘aqlun laa diina liman laa ‘aqla lahuu”. Sehingga bisa dikatakan bahwa antara ilmu dangan islam tidak bisa di pisahkan, kita tahu bahwa islam datang pada saat dimana manusia pada kondisi bergelimang kebodohan dalam hal kayakianan yang sangat luar biasa sehingga pada saat itu disebut sebagai zaman jahiliyyah. Pada masa itu terbuka lebar ruang bagi tradisi dari nenek moyang mereka yang hanya mengandalakan kemistikan di dalamnya sehingga menguasai seluruh jiwanya. Kemudian datanglah islam dengan membawa panji-panji sebagai tanda kebesaran dan kejayaan serta kebanggaan dengan berkosentrasi penuh dalam memberikan perubahan secara besar-besaran sekaligus pencerahan sebagai upaya pembersihan setiap jiwa-jiwa yang kotor yang penuh dengan ilusi dan penghayalan semata.
Islam menentang segala bentuk kebodohan sebagaimana yang telah di lakukan oleh para manusia di zaman jahiliyah, bentuk pertentangan itu di wujudkan dengan adanya gerakan dakwah yang mengarah kepada konsep ketauhidan yang benar (konsep apapun boleh salah, tetapi konsep ketuhanan tidak boleh salah mutlak harus benar). Karna dengan keimanan manusia bisa mengarahkan tujuan hidupnya hanya kepada Allah semata, bukan karna manusia atau bahkan karena materi. Setiap kali melakukan suatu aktifitas hanya kepadanya ia berpasrah serta menyingkirkan segala bentuk keagungan yang palsu. Dalam kitab syarhul hikam sudah di jelaskan “ in arodta an yakuna laka ‘izzun laa yafna falaa tasta’izzanna bi ‘izzin yafnaa” (Jika kamu menginginkan kemuliaan yang tidak akan fana (rusak), maka janganlah kamu menggantungkan dengan (terhadap) kemuliaan yang rusak itu)). Dalam Al-quran juga sudah di jelaskan  Barang siapa yang menghendaki kemuliaan. Maka ketahuilah kemuliaan itu semuanya milik Allah.”
Seperti itulah islam mendudukkan antara ilmu dengan hakikat kebenaran dalam suatu kehidupan. Akan tetapi manusia yang diciptakan dengan penuh kekurangan dan kelemahan sehingga pada realitanya Manusia mencari kemuliaan melalui berbagai cara. Mereka mencarinya melalui harta, pangkat dan kekuasaan bahkan ada  yang mencarinya melalui ilmu dan amal (Na’uzdu billahi min syarri dzalik).
Kini kita telah mengetahui bahwa banyak pemunculan gerakan-gerakan yang menyimpang dari ajaran islam itu sendiri, akan tetapi mereka mengatasnamakan islam sebagai dasar pondasinya. Kepercayaan semacam itu  hanyalah sebuah perbuatan yang murni bid’ah, yang kemungkinan di picu oleh bebrapa faktor, diantaranya: pertama, kebodohan, kebodohan akan menafsirkan ayat-ayat Al-quran, mereka menafsirkan secara tekstual tanpa memikirkan kandunganya, padahal hukum itu sendiri yang terpenting adalah substansinya bukan lafadznya. Dalam qoidah fiqih di katakan “Al-‘ibrotu fil ‘uquudi lil maqosidi wal ma’aani la lil al- faadhi wal mabaani”. Sehingga pada penerapanya sangat tidak sesuai bahkan bertentangan dengan fakta sosial yang ada. Kedua, fanatisme yang berlebihan, yang sangat mengherankan dari sikap fanatisme ini adalah telah berhasil menjauhkan umat dari hakikat ajaran benar. Dari kedua faktor tersebut telah menimbulkan kontradiksi serta perpecahan dikalangan umat islam sendiri yang akhirnya berujung pada pertengkaran dan saling mengafirkan antara yang satu dengan yang lainya. Maka dari itu kita sebagai kaum muslimin harus mampu mensucikan jiwa serta pikiran kita dari sikap fanatisme yang berlebihan sehingga kita mampu membersihkan kerusakan yang besar sekaligus timbulnya fitnah dan berhimpun dalam suatu barisan yang kokoh yang dapat menggentarkan musuh-musuh Allah dan benar-benar menjadi umat pilihan sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imron ayat 110, yang artinya “kalian adalah umat terbaik yang di munculkan untuk manusia”.


Artikel: Sony suke






Tidak ada komentar:

Posting Komentar